1. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat
a) Definisi, dan tujuan pendidikan sepanjang hayat
Pengertian pendidikan
sepanjang hayat dan belajar sepanjang hayat secara konsep saling mengisi dan
tidak terpisahkan satu sama lain. Knapper & Kropley memberikan definisi
sebagai berikut : “Lifelong education has been defined as a set of
organisational, administrative, metodological, and procedural measures” dan “Lifelong
learning describes the habit of continuously learning throughout life, a mode
of behavior” Menurut Sutaryat dalam Hand out: Pendidikan sepanjang hayat
mengacu pada serangkaian faktor-faktor ekstrinsik, berorientasi penyediaan (suply)
dengan mengidentifikasi kebutuhan (the needs) dan penyediaan peralatan (the
means).
Sedangkan belajar
sepanjang hayat bersifat intrinsik, berorientasi permintaan dan sangat
bergantung kepada motivasi dan kemampuan individu pembelajar.
Tujuan pendidikan
sepanjang hayat adalah dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, yaitu bahwa
individu-individu dalam masyarakat dapat belajar dan semestinya terus belajar
dan secara berkesinambungan berupaya mengikis kebodohan dan fatalisme.
b) Hakekat Pendidikan sepanjang hayat
Konsep pendidikan
sepanjang hayat merupakan gagasan yang universal. Konsep pendidikan sepanjang
hayat memandang pendidikan sebagai satu sistem yang menyeluruh yang di dalamya
terkandung prinsip-prinisp penggorganisasian untuk pengembangan pendidikan.
Terjadinya perubahan
yang begitu cepat terhadap kehidupan manusia dan keadaan jaman lebih-lebih
dengan timbulnya gejala globalisasi yang seolah-olah sudah tidak mengenal batas
ruang, waktu dan tempat ini merupakan tantangan tersendiri bagi manusia.
Oleh karena itu untuk bisa bertahan dan menguasai nasib sendiri dalam kehidupan
peranan pendidikan atau belajar sepanjang hayat diperlukan oleh setiap
orang. Dalam hal ini belajar sepanjang hayat menjadi alat untuk membangun
keseimbangan antara belajar dan bekerja, adaptasi yang terus-menerus
untuk sejumlah pekerjaan dan untuk pelaksanaan kewarganegaraan yang
aktif.
Berikutnya diungkapkan
pula mengenai empat pilar pendidikan sepanjang hayat, yaitu merupakan empat
sendi atau sokoguru pengetahuan sebagai landasan berpijaknya pendidikan non
formal. Keempat pilar tersebut adalah pertama learning to know yaitu
belajar untuk menguasai instrumen-instrumen pengetahuan. Kedua
Learning to do (belajar berbuat) yaitu sebuah konsepsi bagaimana kita
bisa berbuat dan melakukan atau mempraktekan dari apa yang sudah kita pelajari.
Ketiga yaitu Learning to live together (belajar hidup bersdama, belajar
hidup berasama orang lain yaitu konsepsi bagaimana kita bisa hidup
bersama dengan orang laing yang memiliki latar, budaya, sosial, ekonomi dan
agama dan keaneka ragaman yang berbeda-beda. Dan pilar yang keempat
adalahlearning to be (belajr menjadi seseorang artinya adalah bahwa
pendidikan harus bisa menyumbangkan perkembangan yang seutuhnya kepada setiap
orang baik dalam jiwa raga, itelegensia, kepekaan, rasa, estetika tanggung
jawab pribadi dan nilai-nilai spiritual. Keempat pilar pendidikan tersebut
dijadikan landasan untuk pencapaian tujuan pendidikan sepanjang hayat.
Hal lain yang sudah
dibahas adalah mengenai teori pendidikan sepanjang hayat dimana diungkapkan
mengenai pendekatan teori ekonomi sebagai salah satu pendekatan terhadap
konsepsi pendidikan sepanjang hayat. Serta dibahas pula mengenai beberapa
perkembangan pendidikan sepanjang hayat dibeberapa negara berkembang dan negara
industri.
Djudju Sudjana
menambahkan tentang hakekat pendidikan sepanjang hayat, sebagaimana dijelaskan
oleh UNESCO Institute for Education (1979), memberikan arahan supaya
pendidikan non formal dikembangkan di atas prinsip-prinsip pendidikan
sebagai berikut:
1. Pendidikan hanya berakir apabila manusia telah meninggalkan dunia fana ini.
2. Pendidikan sepanjang hayat merupakan motivasi yang kuta bagi peserta didik
untuk merencanakan dan melakukan kegiatan gelajar secara terorganisasi dan
sistematis.
3. Kegiatan belajar ditujukkan untuk memperoleh, memperbaharui, dan atau
miningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki dan yang
mau atau tidak mauh harus dimiliki oleh peserta didik.
4. Pendidikan memiliki tujuan-tujuan berangkat dalam memenuhi kebutuhan
belajar dan dalam mengembangkan kepuasan diri setiap insan yanglakukan kegiatan
belajar.
5. Perolehan pendidikan merupakan prasyarat bagi perkembangan kehidupan
manusia, baik untuk memotivasi diri maupun untuk meningkatkan kemampuannya,
agar manusia selalu melakukan kegiatan belajar guna memenuhi kebutuhan
hidupnya..
6. Pendidikan nonformal mengakuai eksistensi dan pengingnya pendidikan formal
serta dapat menerima pengaruh dair pendidikan formal karena kehadirannya kedua
jalur pendidikan ini untuk saling melengkapi dan saling mendukung antara satu
dengan yang lainnya.
c) Dimensi Pendidikan sepanjang hayat.
Belajar sepanjang hayat adalah suatu proses yang terus
menerus untuk setiap orang dengan menambah dan menyesuaikan pengetahuan dan
keterampilannya, serta pertimbangan dan kemampuan untuk tindakannya. Hal
itu harus mamampukan manusia untuk menjadi sadar akan diri sendiri dan
lingkunganya, dan untuk memainkan peranan sosial dalam pekerjaan dan dalam
lingkungan masyarakat. Pengetahuan, ketrampilan kerja, pemahaman baaimana hidup
dengan orang lain, dan keterampilan-keterampilan hidup, merupakan empat aspek yang
terkait sangat erat dari realita yang sama.
d) Karakteristik pendidikan sepanjang hayat :
Menurut R. H. Dave (dalam Hawes, HWR. 1975; 93-106) mengemukakan dua puluh
(20) karakteristik pendidikan sepanjang hayat, sebagai berikut :
1. Konsep mendasar Pendidikan sepanjang hayat (kehidupan, sepanjang hayat,
pendidikan)
2. Pendidikan merupakan sepanjang hayat.
3. Pendidikan bukan hanya orang dewasa saja, tetapi semua tingkatan, TK, SD,
SLTP, SLTA, PT dan lainnya.
4. Pendidikan sepanjang hayat meliputi pola formal dan non formal.
5. Rumah berperan penting dalam pendidikan sepanjang hayat.
6. Masyarakat bagian penting Pendidikan sepanjang hayat, dri mulai anak
berinteraksi dalam masyarakat sampai kehidupan umum.
7. Lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas, dan pusat pelatihan sebagai
bagian penting untuk perantara pendidikan sepanjang hayat.
8. Pendidikan Sepanjang Hayat berkelanjutan dan berartikulasi melalui
dimensi longitudinal.
9. Pendidikan sepanjang hayat berintegrasi pada dimensi horisontal dan
mendalam pada setiap tingkat kehidupan.
10. Pendidikan sepanjang hayat bersifat umum dan demokratis.
11. Pendidikan sepanjang hayat fleksibel dan beraneka isis, teknik, adat
belajar, dan waktu belajarnya.
12. Pendidikan sepanjang hayat dinamis dan memberikan penyesuaian bahan dan
media belajar bila ada perkembangan baru.
13. Pendidikan sepanjang hayat memberikan pola dan bentuk belajar yang beraneka
ragam.
14. Komponan Pendidikan sepanjang hayat yaitu umum dan profesional.
15. Pendidikan sepanjang hayat mengembangkan fungsi inovatif dan adaptif
individu dan masyarakat.
16. Pendidikan sepanjang hayat melaksanakan fungsi perbaikan
17. Tujuan pokok pendidikan sepanjang hayat menjaga dan meningkatkan kualitas
hidup.
18. Syarat pendidikan sepanjang hayat yaitu kesempatan, motivasi, dan kemampuan
belajar.
19. Pendidikan sepanjang hayat suatu pengorganisasian mendasar untuk semua
pendidikan.
20. Pendidikan sepanjang hayat memberikan sistem menyeluruh dari semua
pendidikan pada tingkat operasional.
2. Konsep Pendidikan Luar Sekolah
a) Pengertian
Menurut UU no 2 tahun 1989 dan PP No. 73 tahun 1991,
bahwa pendidikan diselenggarakan di dua jalur, yaitu jalur sekolah dan jalur
luar sekolah. Menurut Sutaryat dalam Handout perkuliahan mendifinisikan;
Pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar jalur
(atau sistem) pendidikan sekolah, baik dilembagakan maupun tidak dilembagakan,
yang tidak harus berjenjang dan bersinambung.
Dalam UU Sisdiknas tahun 2003 istilah pendidikan
formal, nonformal dan informal dipergunakan kembali. Dijelaskan bahwa
pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan di jalur non
formal dan informal.
b) Karakteristik Pendidikan Luar Sekolah
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang pendidikan
luar sekolah maka dapat kita ketahui dari karakteristiknya. Karakteristik
pendidikan luar sekolah antara lain :
1. Bertujuan untuk memperoleh keterampilan yang segera akan dipergunakan.
Pendidikan luar sekolah menekanakn pada belajar yang fungsional yang sesuai
dengan kebutuhan dalam kehidupan pseserta didik.
2. Berpusat pada peserta didik. Dalam pendidikan luar sekolah dan belajar
mandiri, peserta didik adalah pengambilan inisiatif dan mengontrol kegiatan
belajarnya.
3. Waktu penyelenggaraan relatif singkat, dan pada umumnya tidak
berkesinambungan.
4. Menggunakan kurikulum kafetaria. Kurikulum bersifat fleksibel, dapat
dimusyawarahkan secara terbuka, dan banyak ditentukan oleh peserta didik.
5. Menggunakan metode pembelajaran yang partisipatif, dengan penekanan pada
belajar mandiri.
6. Hubungan pendidik dengan peserta didik bersifat mendatar. Pendidik adalah
fasilitator bukan yang menggurui. Hubungan di antara kedua pihak bersifat
informal dan akrab, peserta didik memandang fasilitator sebaga nara sumber dan
bukan sebagai instruktur.
7. Penggunaan sumber-sumber lokal. Mengingat sumber-sumber untuk pendidikan
langka, maka diusahakan sumber-sumber lokal digunakan seoptimal mungkin.
c) Fungsi Pendidikan Luar Sekolah
Dapat dijelaskan bahwa PLS dapat berfungsi pada jalur
pendidikan sekolah dan juga berfungsi dalam jalur dunia kerja, serta berfungsi
dalam kehidupan. Berdasarkan hal tersebut maka fungsi pendidikan luar sekolah
antara lain :
1. Pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai substitusi pendidikan sekolah.
2. Pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai komplemen pendidikan sekolah.
3. Pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai suplemen pendidikan sekolah.
4. Pendidikanl luar sekolah berfungsi sebagai jembatan memasuki dunia kerja.
5. Pendidikan luar sekolah sebagai wahana untuk bertahan hidup dan
mengembangkan kehidupan.
d) Program-program Pendidikan Luar Sekolah
Setelah kita ketahui pengertian, karakteristik serta
fungsi dari pendidikan luar sekolah, maka untuk melengkapi pemahaman menyeluruh
terutama bagaimana implementasinya di lapangan (di masyarakat), maka
perlu ditunjukkan pula program-program pendidikan luar sekolah tersebut. Program-program
PLS meliputi :
1.
Pendidikan berkelanjutan (continuing education)
Jenis-jenis pendidikan berkelanjutan :
a. Program pasca keaksaraan
b. Program pendidikan kesetaraan
c. Program pendidikan peningkatan pendapatan
d. Program peningkatan mutu hidup
e. Program pengembangan minat individu
f. Program berorientasi masa depan.
2.
Pendidikan orang dewasa (adult education)
Jenis pendidikan orang dewasa antara lain :
a. program keaksaraan (adult literacy)
b. program pasca keaksaraan (pasca pendidikan dasar bagi orang dewasa)
c. pendidikan pembaharuan.
d. Pendidikan kader organisasi
e. Pendidikan populer.
3.
Program-program Pendidikan
Luar Sekolah yang diselenggarakan di masyarkat.
Adapun Program-program Pendidikan Luar Sekolah yang diselenggarakan di
masyarkat meliputi :
a. pendidikan keaksaraan (pemberantasan buta aksara).
b. Pendidikan anak usia dini
c. Pendidikan kesetaraan.
d. Pendidikan pemberdayaan perempuan
e. Pendidikan keterampilan hidup
f. Pendidikan kepemudaan
g. Pembinaan kelembagaan pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
masyarakat (kursus-kursus).
A. Pembahasan Pendidikan Luar Sekolah dalam kerangka
pendidikan sepanjang hayat.
Dewasa ini pendidikan
semakin menempati ruang lebih besar dari kehidupan manusia dan peranannya
semakin meningkat di antara kekuatan-kekuatan yang mengatur masyarakat modern.
Beberapa alasan yang melatari peranan pendidikan yang semakin besar antara
lain:
1.
Pembagian kehidupan
tradisional yang mmembagi kehidupan manusia menjadi masa kanak-kanak, dan
pemuda (digunakan untuk pendidikan) masa dewasa (masa untuk bekerja), dan
akhirnya masa pensiun, tidak relevan lagi dengan dengan tuntutan kenyataan dan
tuntutan masa depan.
2.
Pendidikan juga berubah
cepat. Waktu belajar sekarang ini adalah seluruh waktu hidup manusia. Di dalam
dunaia, dimana tingkat perubahan terjadi dengan pesat dan globalisasi
berlangsung dengan mengubah hubungan-hubungan perorangan dalam ruang yang tanpa
sekat dan waktu yang tidak terbatas, maka pendidikan sepanjang hayat
diperluakan oleh siapapun untuk tetap menguasai nasib sendiri, bertahan hidup
dan meningkatkan kehidupan.
Gagasan awal pendidikan sepanjang hayat yang
menandaskan bahwa individu dalam masyarakat dapat belajar dan semestinya terus
belajar, dan secara berkesinambungan berupaya mengikis kebodohan dan fatalisme,
mengandung tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Dalam pencapain tujuan
tersebut muncul gagasan learning to be (belajar menjadi seseorang) dan learning
society (masyarakat belajar).
The Learning to be menjadi tujuan dari
belajar berfikir, belajar menjadi warga negara yang produktif, belajar berbuat
dan bertingkah laku sebagai warga negara yang baik.
The learning society adalah masyarakat yang di dalamnya terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan
lembaga-lemba non pendidikan yang secara potensial dan nyata memberikan
pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat yang membutuhkan.
Pendidikan luar sekolah, sebagai salah satu jenis
pendidikan, memiliki keterkaitan dengan pendidikan sepanjang hayat, dimana
keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk bertahan hidup dan
mempertahankan kehidupannya, serta untuk meningkatkan kualitas hidup.
Pendidikan luar sekolah memiliki fungsi dalam kaitan dengan pendidikan sekolah,
dan dalam kaitan dunia kerja serta dalam kaitan dengan kehidupan.Dalam
kaitannya dengan kegiatan pendidikan sekolah, fungsi pendidikan luar sekolah
adalah sebagai subtitusi, komplemen dan suplemen. Dalam kaitannya dengan dunia
kerja, pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai kegiatan yang menjembatani
seseorang masuk ke dunia kerja. Dan dalam kaitannya dengan kehidupan,
pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai wahan untuk bertahan hidup dan
mengembangkan kehidupan seseorang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pendidikan Luar sekolah dalam
kerangka pendidikan sepanjang hayat:
1)
Pada hakekatnya adalah
melihat keterkatian dan hubungan antara komponen fungsi-fungsi, karakteristik
dan tujuan PLS dalam konstalasi pendidikan sepanjang hayat. Artinya unsur-unsur
tadi memiliki keterkaitan dan hubungan yang erat dengan aspek dan komponen yang
ada dalam Pendidikan sepanjang hayat.
2)
Bahwa pendidikan
persekolahan punya beban yang begitu besar, dan dikhawatirkan tidak bisa
tertangani semua maka pendidikan secara umum diletakan dalam konteks Pendidikan
sepanjang hayat, melalui pengembangan program-program PLS, karena dengan
keluasan dan keragaman progsram-program pada PLS sangat dimungkinkan akan
mengantarkan individu kepada dimensi pendidikan sepanjang hayat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan
di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Program Pendidikan Luar Sekolah yang meliputi program nilai, pengetahuan
dan ketrampilan yang kesemuanya ini merupakan bekal seseorang dalam menjalani
hidup dan kehidupan untuk meningkatkan kualitas kehidupannya dan kebermaknaan
di waktu yang akan datang, dengan demikian telah mengantarkan seseorang ke
dalam dimensi Pendidikan Sepanjang Hayat.
2. Dengan karakteristiknya yang bermacam-macam, diantaranya tidak terstruktur
dan terorganisasikan secara ketat sperti pendidikan formal akan memberi peluang
bagi setiap individu untuk memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan keadaan
yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hatton, Michael J, (1997), Lifelong learning; Policies, Practices, and Programs, APEC Publication, Canada.
Kaple, SN, Change For Children; Ideas and Activities for Individualizing
learning, Goodyear Publishing Compani, Inc. California.
Kusumah, Inu Hardi dkk (2004); Quo Vadis Pendidikan Sepanjang Hayat dan dan
Belajar Sepanjang Hayat, Makalah, PLS S2, UPI Bandung.
Sudjana, Djudju, (2004); Pendidikan Non Formal, Fallah Production, Bandung
_______ (2004); Manajemen program Pendidikan; Fallah Production, Bandung
Trisnamansyah, S, (2004), Filsafat, Teori dan Konsep Pendidikan Luar
Sekolah, Handout Perkuliahan, Program PLS PPS UPI, Bandung.
file://http./pendidikan-luar-sekolah-dalam-kerangka.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar